Search Engine

Bagian Gitar Klasik


ini adalah bagian2 dari gitar akustik...spesifikasi yang hampir sama dengan electric guitar,plus tabung gitar yang gede sebagai sound enhancement,sehingga jack cable plug tidak begitu diperlukan untuk gitar akustikpengecualian buat gitar akustik untuk aksi panggung yang gede,diperlukan sound enhancement yang signifikan,bisa pake microphone biasa ato pickups akustik

Selanjutnya... »»

Siapa Saja di Dalam Band?

Bikinnya sih gampang banget! Yang susah itu menjaga supaya band kita tetap utuh. Apalagi kalau bisa jadi legenda!
Punya band itu memang sangat menyenangkan. Cuma kadang kesenangan itu hanya berada di awal-awal terbentuknya sebuah band. Saat semua personel masih semangat dan punya keinginan yang sama. Tapi, setelah sekian lama berjalan, band jadi terkesan adem ayem. Latihan jadi rutinitas yang membosankan, bertemu dengan orang-orang yang itu-itu lagi dan band enggak kunjung menghasilkan.
Lalu, saat ditanya kenapa, masing-masing mungkin saling menyalahkan. Dan, yang lebih parah lagi, kalau masing-masing sudah malas untuk berkorban demi band. Mungkin juga masing-masing personel hanya menunggu personel lain untuk mengajak berbuat sesuatu. Mungkin juga satu personel punya ide besar, tapi tidak berani mengajak teman-temannya. Bisa karena faktor enggak percaya diri atau terlalu sungkan. Takut dibilang berisik atau sok aktif.
Nah, setelah band kita punya visi yang jelas, punya idealisme yang kuat, ada baiknya kita mengenali tipikal seperti apa saja sih penghuni band kita ini? Karena kondisi internal band itu sendiri yang menentukan apakah band kita bisa bertahan dan tetap eksis. Suasana internal yang nyaman, tapi tetap punya arah yang jelas, merupakan modal kuat dari sebuah band untuk berhasil. Baru setelah itu kita butuh tim pendukung dari luar, seperti tim management.


1. Si Kompor

Kadang kita melihat dalam sebuah band ada satu orang yang sangat menonjol. Dia jadi orang yang paling rajin ngajak kumpul. Rajin mendatangi teman-temannya. Rajin ngajak bikin lagu atau latihan. Terus, dalam segala hal, bisa jadi dia sangat dominan. Dan, ini memang sangat diperlukan. Orang seperti ini yang penting banget buat band. Karena biasanya dia tidak peduli seberapa capeknya dia, dia enggak peduli teman-temannya terlihat santai, dia akan tetap semangat. Yang perlu dijagain, kadang saking terlalu semangatnya, dia suka berpikir sangat pendek dan tidak memerhatikan risiko tentang hal yang bisa memengaruhi band. Bisa jadi, memengaruhi image band atau memengaruhi perasaan pemain lain.


2. Manajer

Bukan berarti seorang manager band profesional yang memang dibayar untuk melakukan hal ini. Tapi, lebih kepada sosok seorang yang dituakan di antara para personel. Dia juga penting untuk menjaga si kompor. Biasanya ”manajer” ini lebih bijak dalam mengambil keputusan, lebih memerhatikan personel lain. Biasanya dia yang mengingatkan si kompor kalau sudah terlalu bersemangat. ”Manager” ini juga bisa jadi orang yang tertib dalam pengaturan jadwal. Kadang dengan gayanya yang santai, dia juga malah lebih bisa memotivasi personel lain untuk lebih bersemangat. Bisa jadi pengambil keputusan, menyatukan pendapat, dan saking akrabnya bisa jadi keranjang curhat!


3. ”Supporting Act”

Jangan dikira personel band yang kelihatannya enggak berbuat apa-apa itu enggak penting. Kadang, dalam diamnya, mereka punya banyak ide untuk band. Tapi, memang tipikal orangnya kurang bisa mengeluarkan apa yang ada di otak mereka. Bukan tidak mungkin dalam diamnya, dia mempunyai kemampuan yang secara skil lebih tinggi dari yang lain. Walaupun enggak terlalu dominan, kadang sentuhan-sentuhan kecilnya membuat karya band jadi lebih indah. Dan coba saja bongkar kertas-kertas coretannya, siapa tahu isinya lagu-lagu jutaan kopi semua!


4. Propagandis

Bisa jadi dia sangat susah dihubungi buat kumpul sama band. Tapi, dia sangat beredar di luar. Dan, dia sangat bangga sama bandnya serta selalu rajin untuk menyebarkan berita tentang band. Temannya banyak! Bisa bikin banyak orang untuk suka sama band kita. Enggak jarang pula dia bisa selalu membawa teman baru untuk berteman dengan band. Yang kadang sedikit mengganggu, dia selalu membawa teman-temannya untuk datang saat kita di studio.


5. ”Leader”

Nah, kalau ada satu orang yang bisa menempati semua posisi itu, enggak lain dialah leader dari band. Bisa jadi yang lain hanyalah supporting act. Ini bagus banget buat sebuah band, tapi perlu diingat untuk tidak terlalu sombong dan menganggap remeh teman-teman yang lain. Karena seorang leader tanpa pendukung bukanlah apa-apa!
Bisa jadi setiap penghuni band punya karakter yang sama. Enggak masalah juga kalau semua orang jadi propagandis. Seru banget kalau semua personel punya tipikal kompor, suasana band akan jadi semangat. Tapi, enggak seru dong kalau semua personel jadi supporting act yang hanya saling menunggu. Dan, agak berbahaya kalau ada lebih dari satu leader yang punya tujuan berbeda. Nah, coba saja cek lagi band kita. Sudah komplet? Berarti tinggal siapkan strategi untuk mencapai target. Tapi, kalau semua cuma supporting act, mending cari personel baru. Atau dibubarkan aja bandnya?

Selanjutnya... »»

Studio Rekaman di Rumah

Home Recording. Yah mungkin kata ini sudah sering didengar oleh sebagian dari kamu, jadi tulisan ini lebih ditujukan buat para pemula aja tetapi kalau yang sudah pro mau baca juga gak apa-apa, berbagi cerita nih!
Setelah berbasa-basi. Peralatan yang harus kita punya atau pinjam adalah:


1. Komputer


1 unit komputer minimal Pentium III atau AMD Duron 1,2GHz, Ram 256 MB, Harddisk dan CDRW. Sebenarnya spesifikasi di atas lebih baik disesuaikan dengan kebutuhan dari software perekaman yang akan digunakan sebab tiap-tiap software membutuhkan spesifikasi minimal yang berbeda-beda.


2. Soundcard


Selain processor, ram dan harddisk, soundcard merupakan elemen yang paling penting pada rekaman berbasis komputer sebab kualitas suara yang akan dihasilkan sangat ditentukan oleh soundcard ini. Soundcard atau biasa juga disebut audio converter terbagi menjadi beberapa bentuk yaitu, onboard, PCI, USB dan firewire. Soundcard dengan koneksi USB maupun firewire pada mulanya ditujukan untuk para pengguna laptop, tetapi saat ini sudah tidak dihiraukan lagi mau pake laptop atau komputer dekstop biasa terserah, gak ada masalah, bebas. Hal yang harus diperhatikan dalam memilih soundcard yaitu resolusi dan sample rate-nya, misalkan 16bit/44.1KHz, 24bit/96KHz, 24bit/192KHz dll. Apa itu? Saya tidak akan membahas lebih jauh disini, singkatnya semakin besar resolusi maupun sample rate-nya kualitas suara yang dihasilkan akan semakin baik walaupun pada akhirnya lagu akan di-burn ke CD yang hanya memiliki resolusi 16bit/44.1KHz. Lalu jumlah input maupun outputnya, semakin banyak jumlah inputnya maka semakin banyak instrumen / sumber suara yang dapat kita rekam secara bersamaan pada satu waktu, misalkan untuk merekam drum dibutuhkan 8 input sehingga snare, tom, floor, kick, crash, chinese, ride, hihat dll dapat direkam secara bersamaan dengan masing-masing track yang terpisah. Tetapi, apabila hanya ingin merekam gitar, bass, vokal atau keyboard secara overdub (satu-persatu / dalam waktu yang tidak bersamaan) maka cukup menggunakan soundcard yang memiliki 2 input. Selain itu, biasanya soundcard juga memiliki fasilitas koneksi yang berbagai macam seperti digital I/O S/PDIF, AES-EBU, MIDI dll. Contoh soundcard khusus audio yang biasa dipakai untuk keperluan rekaman yaitu ESI, M-Audio, Echo, E-Mu dll. Software-software musik memerlukan driver soundcard tertentu agar dapat berfungsi secara optimal. Beberapa macam driver tersebut yaitu: 1. ASIO (digunakan pada Tracktion, Cubase, Nuendo, Logic, Guitar Rig dll), 2. MME (Cooledit, Cakewalk, Cegas, Winamp, dll), 3. WDM (Sonar, Power DVD, dll)4. GSIF (Gigastudio 2.42 atau diatasnya)ASIO merupakan driver yang dikembangkan oleh Steinberg dan paling banyak digunakan oleh software-software populer saat ini. Pada soundcard onboard, SB Live dan soundcard sejenisnya tidak memiliki driver ASIO sehingga akan menghasilkan “latency” yang sangat tinggi pada saat melakukan perekaman. Latency adalah jeda atau keterlambatan sinyal yang terdengar (output) pada saat perekaman (input) dilakukan, biasanya dalam satuan milidetik. Jadi misalkan kita teriak “Aaa” sekarang, maka beberapa milidetik kemudian baru terdengar “Aaa” di speaker / headphone kita. Kalau hanya 1 hingga 5 milidetik sih tidak masalah, tapi kalau 400 sampai 1000 milidetik apakah dibilang tidak bermasalah?!! Tapi jangan khawatir, saat ini sudah ada driver ASIO yang dapat digunakan pada soundcard biasa tersebut, namanya ASIO4ALL. Driver ini bisa didownload secara cuma-cuma di www.Asio4All.com.


3. Software


Software perekaman terbagi menjadi dua jenis yaitu software original edition dan pirated edition, eits.. maksud saya multitracking dan mastering software. Software multitrack adalah program yang dapat merekam dan menjalankan beberapa track sekaligus maupun merekam sumber suara secara overdub (satu-persatu) untuk disusun menjadi satu komposisi lagu. Pada software ini jugalah pekerjaan editing, mixing mupun penambahan efek dilakukan. Contoh software jenis ini yaitu Cubase, Tracktion, Cool Edit, Cakewalk dll. Kalau belum bersedia beli versi original dan tidak ingin membeli yang bajakan maka program-program seperti Audacity, Kristal, Luna Free dll bisa di-download dari internet dengan gratis. Selain itu, kalau kamu membeli soundcard yang khusus audio biasanya sudah disertakan sotware multitrack yang cukup bagus dan sudah sangat memadai untuk melakukan proses perekaman. Oh iya… efek-efek plugins DirectX maupun VST saat ini sudah banyak tersedia secara gratis di internet. Software mastering adalah program yang digunakan untuk memproses hasil mixing stereo (2 track L/R) sehingga lagu menjadi layak dengar dan memiliki kualitas maupun kekerasan suara yang setara secara komersil. Lagu hasil mastering inilah yang biasa kita dengar pada kaset maupun cd komersil dan disebarluaskan. Contoh software tersebut adalah WaveLab dan Sound Forge kalau yang freeware-nya Wavosour, Soundengine dll.


4. Microphone


Microphone digunakan untuk merekam vokal maupun instrumen yang menggunakan teknik miking (teknik miking biasa disebut dengan teknik todong). Contohnya miking speaker ampli gitar atau bass, miking gitar akustik dll. Pada Soundcard onboard biasanya sudah tersedia mic input.


5. Speaker dan Headphone


Speaker digunakan untuk mendengar proses dan hasil rekaman. Monitor speaker yang baik harusnya speaker yang memang didesain khusus untuk keperluan recording dan memiliki karakter yang relatif flat (contoh: Genelec, M-Audio, ESI, dll). Perbedaannya dengan speaker biasa yaitu respon frekuensinya yang merata dari 50 Hz – 20 KHz. Speaker biasa umumnya melebih-lebihkan frekuensi-frekunsi tertentu sehingga suara yang dihasilkan terkesan lebih bagus dari suara aslinya, sehingga apabila suara yang dihasilkan sudah terdengar baik pada speaker tersebut belum tentu baik bila didengarkan pada speaker yang lain.
Headphone digunakan pada saat merekam vokal maupun instrumen musik yang menggunakan teknik miking agar suara dari speaker utama tidak ikut terekam apabila tempat merekam dan alat perekam (komputer) berada pada satu ruangan. Selain itu, headphone juga sangat membantu dalam melakukan proses mixing terutama untuk mendengar hiss, nafas sang vokalis untuk di-edit lebih lanjut.


6. Preamp


Preamp digunakan untuk memperkuat sinyal, baik sinyal yang datang dari microphone ataupun dari instrument. Gitar maupun bass listrik tidak dapat direkam secara langsung (direct) karena instrument tersebut memiliki impendansi yang tidak sesuai pada soundcard. Sinyal yang didapat akan terkesan kurus dan pecah. Caranya yaitu output gitar masuk ke input preamp lalu output preamp ke input soundcard. Mixer juga memiliki fungsi sebagai preamp selain itu DI Box juga dapat digunakan sebagai pengganti preamp.


7. Kabel Jack


Sepertinya gak perlu dijelaskan fungsi dari kabel ini, yang jelas usahakan mendapatkan kabel kualitas terbaik sebab kualitas sinyal ditentukan oleh kualitas kabel ini.
Getting Started with Onboard Soundcard OK! Saya anggap kamu sudah punya atau pinjam semua peralatan yang dibutuhkan mulai dari komputer hingga perkabelan lalu software yang terpilihpun sudah terinstall di komputer. Disini akan dibahas sedikit bagaimana cara setting semua peralatannya hingga kita bisa langsung rekaman di rumah... di rumah!
Gambar di atas merupakan skema perekaman berbasis komputer yang paling sederhana. Sebagai contoh, kita gunakan soundcard onboard yang biasanya terdapat tiga colokan yaitu mic input (mono), Line input (stereo) dan Speaker output (stereo) semua berukuran 1/8”. Karena kabel jack instrumen standar ukurannya ¼”, maka kita harus memiliki koverter ¼” ke 1/8”, harganya murah palingan 3500 perak! Sudah punya? Ok kita lanjut..
Pertama-tama colokkan kabel stereo dari output soundcard ke speaker… sepertinya sudah. Lalu colokkan kabel mic ke input preamp atau bisa langsung ke mic input soundcard kalau kamu belum memiliki preamp. Coba di test dengan berbicara bebas di mic. Kalau belum ada suara yang terdengar dari speaker, setting dulu di control panel windows-nya yaitu pada start menu windows klik control panel, pilih “Sounds and Audio Devices” pada “sound playback” dan “voice playback”setting default-nya ke output soundcard, pada “sound recording” dan “voice recording” setting default-nya ke input soundcard. Harusnya ada suara, kalo belum periksa perkabelan dan pastikan tidak ada input maupun output soundcard yang di-mute!
Gitar atau Bass di colokkan ke input preamp / mixer lalu dari outputnya colok ke mic input soundcard. Kalau tidak memiliki preamp / mixer, bisa juga menggunakan efek gitar dekstop seperti behringer v-amp, line 6 POD dll atau DI box yang dihubungkan ke line input soundcard. Kalau belom punya juga maka tidak ada cara lain selain menodong speaker ampli gitar / bass dengan menggunakan mic. Caranya sederhana, kamu tinggal dekatkan ujung mic ke permukaan speaker ampli gitar / bass (tidak sampai menyentuh) dan cari suara terbaiknya dengan cara mengatur posisi penempatan mic, bisa tepat ditengah-tengah, miring beberapa derajat, dijauh-dekatkan dari permukaan speaker ampli tersebut, terserah pokoknya cari posisi terbaik, lalu atur volume mic input, atur juga volume ampli gitar dan usahakan mic tersebut tidak bergerak. Stereo output keyboard dapat langsung dicolokkan ke line input soundcard, kalau keyboard sih jangan di todong pake mic!
Yah semua sudah beres, sekarang tinggal coba rekaman pake software multitrack yang terpilih. Sebelumnya sesuaikan dulu input maupun output soundcardnya pada preference atau option software tersebut. Sediakan juga space harddisk sebanyak mungkin karena pekerjaan ini akan memakai banyak memori. Saya harap semua sudah bekerja dengan baik. Fyuh.. selesai, selamat belajar rekaman…
Hey..hey.. bagaimana dengan drum!? Hah drum! Hmmm… oh iya drum! Ruangan tidak memungkinkan untuk merekam drum atau malah tidak bisa maen drum, yeah sebenernya ini yang paling menyenangkan. Software-software seperti FruityLoops, BFD maupun Reason dapat membantu kamu dalam pembuatan drum virtual. Kalau gak punya kedua software mahal tersebut dan gak mau pake bajakan, cari di internet banyak software-software yang dapat membuat drum virtual, bisa di download dan lagi-lagi gratis! Yup.. drum virtual, sangat mudah dan dalam sekejap kamu akan menjadi drummer paling jago di dunia! Caranya tinggal buat pattern drum pada software tersebut dan export dalam bentuk WAV lalu import ke track pada software multitrack kamu, so… kita sudah punya track drum, tinggal isi track bass, gitar dan instrumen lainnya hingga ke track vokal. Beres!
Yeah setelah membaca tulisan ini dan jadi tertarik merekam di rumah muncul sebuah pertanyaan!? Kira-kira berapa budget yang harus disediakan ya? OK mari kita bahas. Komputer berharga Rp 2juta – Rp 10juta, soundcard Rp 0 (onboard) – Rp 8juta, software Rp 0 – Rp 6juta, microphone Rp 10ribu – 4juta, speaker / headphone Rp 50ribu – 10juta, Preamp / mixer Rp 500ribu – 5juta dan Kabel Rp 20ribu – Rp 500ribu. Hmmm… harga-harga maksimal diatas hanya saya tulis hingga peralatan kelas menengah lho! Tidak terbayang harga kelas atasnya berapa!? Karena tujuannya saat ini baru coba-coba jadi kita hitung semua harga minimalnya. Rp 2juta + Rp 0 + Rp 0 + Rp 10ribu + Rp 50ribu + Rp 500ribu + 20ribu = 2,58juta. Kalau sudah punya komputer, belum niat pake preamp dan speaker juga udah ada, paling butuh duit buat beli kabel doang, alat-alat band bisa minjem! Harga-harga diatas tidak menentukan kualitas dari rekaman kamu yang penting niat dan kesabaran!
Mau denger contoh lagu yang direkam menggunakan peralatan yang paling minimal silahkan dengar album The Marmars “Don’t Hear This” (Salut buat Maruli!!), selian itu ada juga Disconnected dan Closehead semuanya direkam dirumah.
That’s all folks, semoga tulisan saya ngebantu para pemula yang ingin merekam lagunya di komputer, setidaknya lagu-lagu yang tersimpan dalam ingatan bisa terealisasikan dalam bentuk nyata dan tidak hilang oleh zaman! Jadi tunggu apalagi segera bikin lagu sendiri jangan mengandalkan lagu orang dan terus-terusan jadi “cover band”. GO!

Selanjutnya... »»

GITAR CHARVEL CX 291



Charvel adalah salah satu nama besar produsen gitar di era 80-an. Bersama-sama dengan Jackson, Kramer, dan Hamer mereka merajai dunia gitar di dekade tersebut dan menjadi salah satu favorit para gitaris yang memilih jalur heavy metal. Seri Charvel San Dimas, Star, Surfcaster, dan CX series (Japan Edition) merupakan legenda yang tidak bisa dipisahkan di dalam dunia gitar heavy metal. Kualitas maupun sound yang dihasilkan oleh Charvel tidak perlu diragukan lagi. Tercatat Scot Ian dari Antrax memilih Charvel sebagai main axe, coba dengarkan lagu-lagu yang dihasilkannya..........Dashyat!! Di Indonesia gitaris yang suka menggunakan Charvel adalah Eet, sebelum ia menggunakan Ibanez dan Cort, gitar inilah yang paling sering digunakan olehnya. Entah mengapa di era 1990-an Charvel namanya mulai tenggelam dan kurang terdengar. Saat ini Charvel bersama sama dengan Jackson telah menjadi salah satu anak perusahaan dari Fender Inc dan tampaknya mulai menggeliat lagi. Virtuoso terkenal Edie Van Halen sudah di endorse untuk mengeluarkan signature edition-nya. Kalau anda pernah lihat gitar belang-belang yang terkenal dengan brown soundnya sekarang telah resmi menjadi Charvel signature edition EVH.Kembali ke seri CX 291, jika dilihat sepintas orang dengan akan berkata, ah just another strat copy. Tetapi jika kita pegang dan mainkan, baru terasa bahwa feel dan sound dari gitar ini beda dengan stratocaster. Sebagai tambahan gitar ini sukses di Eropa dan Amerika Utara dibandingkan di Asia, dan dipasarkan sebagai gitar middle/low end Charvel FeaturesBodi gitar ini terbuat dari kayu mahogany, sedangkan necknya terbuat dari kayu maple dengan fretboard dari rosewood. Memiliki 22 freet berukuran jumbo. Tuner gitar ini merek Gotoh yang special dibuat khusus untuk Charvel. Pick up yang digunakan merek Jackson dengan konfigurasi S-S-S dan dilengkapi dengan 5 switch toggle. Gitar ini juga memiliki sebuah tremolo dan 2 buah knop untuk mengatur volume dan tone.PlayabilityBodi gitar ini sangat nyaman di badan, bahasa kerennya sangat ergonomis, mau dimainkan sambil duduk atau berdiri sama enaknya serasa mengikuti bentuk tubuh sang gitaris. Berbeda dengan bentuk stratocaster yang asli, detail dari CX291 tidak bulat dan gemuk tetapi khas charvel yang banyak siku-siku tetapi tetap terlihat manis. Neck-nya juga tidak gemuk tetapi pipih (khas 80's rock guitar) sehingga jari kita bebas bergerak dan terasanya nyaman. Hampir semua teknik gitar dapat dimainkan dengan baik dengan menggunakan gitar ini. Kalau kita lihat resensi tipe ini di internet hampir semua pemiliknya memberikan rekomendasi terhadap playability-nya. SoundKarena menggunakan bahan kayu mahogany dan pick up Jackson yang memang selalu menggunakan menghasilkan sound yang high gain maka kita bisa mendengarkan sound yang tebal dan gagah. Twangky sound stratocaster tidak begitu terdengar jelas di gitar ini malah cenderung mengeluarkan sound humbucker meskipun tidak terlalu fat. Bisa dibilang sangat khas 80's rock. Meskipun begitu, clean soundnya juga cukup lumayan jernih. Gitar ini memang sebuah gitar alternatif bagi penggemar musik keras yang ingin bergaya dengan menggunakan electic guitar berbentuk klasik seperti Stratocaster tetapi tetap mencari sound yang fat. Simple

Selanjutnya... »»

Yngwie Malmsteen

Demo Gitar